terkini

Iklan Film

Dalam Garis Temu Yang Berkesinambungan: Terluka Tanpa Dilukai

Lidinews
Minggu, 4/12/2020 06:39:00 AM WIB Last Updated 2023-02-11T03:45:44Z
Lidinews.com - Denting waktu tak main kompromi, sepenggal rindu dalam bayang memperkosa angan. Lewat pena jemari kian menari merajut ingatantanku menghapus jejak, ku lantangkan suara namun dahaga memelas.

Malam hingga pagi tak menyapa, hembusan nafasku seakan diselimuti awan pekat. Singkatnya dalam garis temu yang berkesinambungan, jadi tabuh serupa nadi meruat tak karuan! bukankah kita tidak saling melukai?

Mengenang segala apa yang tersisa, belajar mengeja namamu menjelma jadi akrab. Belum tuntas aku sampaikan, menggulung jarak kita tempuh waktu dengan alasan rindu. Detik awal dari segalanya, hati dalam keadaan luka aku membasuhi yang sebenarnya dalam keadaan terluka.

Menanti sembari mengingati yang kita telah lewati, begitu lambat sang waktu terus berganti. Menepi ditengah perihnya luka, dalam bayangan dirimu aku ternodai dan tiada arti mendambamu. Dipaksa menciptakan sebuah kata yang sejatinya tak pernah ada, sungguh.

Kau gantungkan kemalanganku, luka tak berdarah kau acungkan, lalu aku harus bagaimana. Terlalu takut menerima nyata yang pada akhirnya hanyalah asa, pamit sejenak sampai waktu berdetak berderap.

Untuk pergi menjauh, jujur aku tak mampu. Setia waktu harapanku meski di hatimu bukanlah yang pertama. Terbiasa senyum tenang walaupun hati di lukai, kamu tertulis dalam pikiranku dan biarkan kita memudar dengan pasti.

Serasa hampa, jiwa membeku seakan tak ada lagi tawa. Duka lara terkubur dalam, pergi jauh tinggalkan semua yang pernah kita rajuti bersama. Tuhan engkau tau, mentari tak bersinar lagi hingga memanggil namamu setiap malam kini ditelan waktu.

Tersebab oleh luka seketika mata terpejam kenang namun demikian dan biarlah setidaknya melepas dari jiwa, dalam hempas waktu yang merana di setiap ruas-ruas waktu memacu rindu di sore itu. Menapapaki kenangan walaupun hanya sekejap rasa, tanpa judul cukup kenang sore menuju senja.

Dinding berduri hati merintih, getar raga tanpa wacana meredam. Merenung di sudut kamar yang sepi, terbuai oleh kata yang menjadi bualan belaka. Tersipu malu sat temu pisah, merengek atas kenangan semata. Cukup mengerikan melampaui batas imajinasiku untuk mengenang, apa kabar kekasihku?

Tak bisa menahan bendung air mata, pamit seketika tanpa sepenggal kata  kau ucapkan selamat tinggal.
Piluh menjelma, atas luka yang kau titipkan. Tiada yang salah di balik kisah, hanya aku tidak mampu membahagiakanmu seperti mereka lakukan atas niat yang sama mengagumimu.

Titip rindu sekian kalinya, lupankan semestinya apa yang kamu ingin lupakan, tidak perlu kenang jika itu hanya sebatas kenangan semata. Jumpa rindu jika waktu izinkan bertemu, maaf lambaian tangan terakhirku cukup melukaimu.


Penulis: Robert Dacing
Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris Stkip Ypup Makassar
Laporan: Bung Gie

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Dalam Garis Temu Yang Berkesinambungan: Terluka Tanpa Dilukai

Iklan

Pasang Iklan Di Sini Close x Kode Iklan Di Sini Broo