KETUA DELHIM HMTP UMK: MENILAI REKTOR STIMIK AKBA MAKASSAR MENCEDERAI NILAI DEMOKRASI
LIDINEWS.COM, KENDARI - Mahasiswa korban Drop Out ( DO ) Di STIMIK AKBA MAKASSAR menggelorakan aksi solidaritas pemasangan sepanduk terkait dengan dengan sangsi akademik yang mereka alami .
Aksi damai tersebut merupakan bentuk protes atas penyimpangan yang di lakukan oleh oknum Rektor Stimik Akba Makassar , yang di duga telah melakukan tindakan kekerasan akademik dengan memberikan sanksi D.O kepada 11 mahasiswa nya
Aksi ini telah di lakukan di 6 titik lokasi berbeda sulawesi selatan, hal ini di lakukan untuk memberikan kabar kepada masyarakat luas tentang maraknya sanksi akademik drop out mahasiswa yang tak sesuai prosedural
Muh.Furqan Fahmi , Ketua Dewan Legislatif Himpunan Teknik Pertambangan (UNISMUH KENDARI) menganggap bahwa sanksi Drop out 11 mahasiswa STIMIK AKBA Makassar tak dapat Di benarkan, hal ini terkait kampus sebagai ruang representasi dari negara
“saya sungguh sangat menyayangkan terhadap kebijakan Rektor Stimik Bina Akba yang tanpa pertimbangan matang men drop out 11 mahasiswanya, bagi saya hal ini tak dapat di benarkan, karna pada dasarnya tentu saja kita bersama sama tau bahwa kampus adalah laboratorium mahasiswa untuk berekspresi, saya sempat membaca beritanya, alasan rektor mendrop out 11 Mahasiswa STIMIK AKBA Makassar di karena aksi unjuk rasa yang mereka lakukan pada desember 2019 lalu , bagi saya pribadi sangat sungguh ironis memang di tengah tengah krisis demokrasi yang sedang di alami negeri ini malah di perparah dengan kejadian Drop out mahasiswa di karenakan menyampaikan pendapat, kan lucu “ ungkap Muh Furqan Fahmi melalui rilis pers , minggu ( 19 april 2020 )
Sejumlah Mahasiswa STIMIK Akba ini turut menyesalkan terkait ketidak wajaran rektor ketika mengeluarkan sanksi Drop Out . sanksi D.O di makassar bukanlah hal yang baru beberapa kampus pun melakukan hal yang sama dengan prosedural yang tidak elegan.
Muh Furqan Fahmi berpandangan bahwa kasus D.o mahasiswa yang sedang marak di makassar adalah manifestasi dari penghianatan kampus sebagai representasi negara yang tentunya harus kita tolah bersama sama karna telah mencederai eksistensi dari demokrasi.
Reporter: Budi Kusuma
Reporter: Budi Kusuma