terkini

Iklan Film

Opini-Ketika Tradisi Sya’banan Terimbas Corona

Lidinews
Kamis, 4/09/2020 06:40:00 AM WIB Last Updated 2023-02-11T03:45:48Z
Sumenep, LidiNews.com - Seharusnya tadi malam (8/4) menjadi malam yang menyenangkan terutama bagi anak-anak dan kalangan remaja. Karena pada saat itu sudah memasuki pertengahan bulan Sya’ban yang disebut dengan istilah malam Nisfu Sya’ban. 

Di kalangan Nahdiyin (masyarakat NU), ada semacam tradisi yang terwariskan selama bertahun-tahun. Bahkan sejak penulis masih kecil, tradisi ini sudah ada dan katanya sudah dilaksanakan sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Namanya adalah tradisi Sya’banan.

Apa Itu Tradisi Sya’banan?

Tradisi Sya’banan adalah sebuah kebiasaan masyarakat terutama anak-anak dan remaja mendatangi rumah-rumah warga setempat untuk “salim” atau bersalaman sambil mencium tangan. 

Jika melakukannya mereka akan mendapatkan permen atau untuk kekinian sudah berganti menjadi makanan ringan, mie kemasan bahkan uang dan nasi bungkus. 

Maka dari itu, sebelum melakukan rutinitas ini ratusan anak-anak dan remaja membekali diri mereka dengan plastik kresek besar hingga tas, sebagai tempat kue dan makanan ringan lainnya. Mereka terus berdatangan tanpa henti, sehingga warga pun kerepotan untuk melayaninya. 

Lucunya ada yang sampai mendatangi rumah warga dua kali jika ada yang kuenya lebih mahal atau uang yang diberikan nominalnya besar. Biasanya tradisi ini dimulai sehabis sholat isya berjamaah di masjid. 

Tradisi Sya’banan Terimbas Covid 19

Namun malam tadi, kegembiraan dan tawa gembira anak-anak dan remaja tersebut tidak terdengar lagi. Ini disebabkan himbauan pemerintah untuk menghindari kerumunan yang otomatis segala bentuk keramaian terhenti. Termasuk tradisi Sya’banan yang sudah berjalan bertahun-tahun tersebut. 

Bahkan penulis sendiri merasa ada yang sepi dan syahdu di malam itu. Di mana jalan-jalan kampung yang biasanya ramai dengan anak-anak kecil bergerombol dengan tas kresek masing-masing kini tiada lagi. 

Bahkan rumah-rumah warga yang pas tradisi tersebut digelar  dibuka lebar-lebar dengan si empunya duduk di teras siap dengan kue menunggu anak-anak yang datang, mulai menutup pintu rapat-rapat. Bahkan ada yang sampai mematikan lampu. 

Itulah potret tradisi Sya’banan di Sumenep utamanya daerah kota seperti Pamolokan, Parsanga, Bangselok, Kebunan yang ikut terkarantina akibat Covid 19.  

Semoga wabah pandemi ini cepat berakhir sehingga kita bisa kembali beraktivitas dengan nyaman, Amin.


Penulis: Ags
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Opini-Ketika Tradisi Sya’banan Terimbas Corona

Iklan

Pasang Iklan Di Sini Close x Kode Iklan Di Sini Broo