Oleh : M.A (Mukalil Akbar/Milenial Kempo)
Sulsel, Makassar, Lidinews.com - Anthony downs mendifinisikan partai politik adalah koalisi orang-orang yang berusaha menguasai aparat pemerintahan dengan cara-cara yang sah. Yang dimaksud koalisi adalah sekelompok individu yang memiliki tujuan yang sama lalu mencapainya secara bersama. Sementara aparat pemerintahan adalah perangkat fisik, hukum dan kelembagaan yang digunakan pemerintah untuk meleksanakan peran khusus dalam pembagian kerja dengan cara - cara yang sah.
Salah satu Fungsi utama partai politik adalah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan perogram-perogram berdasarkan ideologi tertentu yang disahkah oleh negara. Selain itu terdapat beberapa fungsi lain dari partai politik seperti yang dikemukakan oleh “Ramlan Surbakti” yakni ;
a. Fungsi rekrutmen politik
b. Fungsi partisipasi politik
c. Fungsi sosialisasi politik
d. Fungsi pemandu kepentingan
e. Fungsi komunikasi politik
f. Fungsi pengendali konflik
g. Fungsi kontrol politik.
Hal ini tidak jauh beda dengan amanat UU Parpol Indonesia. Oleh karena itu Partai Politik mempunyai posisi yang strategis dan penting dalam penyelenggaraan sistem demokrasi, karena demokrasi pada hakikatnya adalah sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan yang memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.
Sesuai tiga pilar penegak demokrasi yakni Government of the people, Government by the people, Government for the people. Sebagai instrumen utama demokrasi, tentunya keberadaan partai politik di Indonesia saat ini merupakan energy super (kekuatan utama) yang memainkan peran sangat penting . Karena masa depan politik Indonesia pada dasarnya sangat tergantung pada perkembangan atas partai-partai politik yang ada.
Jika alat perhelatan politik ini berkembang dan berjalan dengan baik, maka satu hal yang pasti bahwa politik akan berjalan dengan indah. Meninggalkan jejak-jejak manis yang membuat masyarakat selalu merindukan kehadirannya. Namun itu sepertinya hanyalah mimpi belaka, entah kapan mimpi itu akan bangun dan wujudkan hal yang dirindukan tersebut? Karena, nyatanya masih banyak persoalan berhamburan dibangsa ini yang perlu dibenahi. Perjalanan panjang politik Indonesia hari ini justru meninggalkan bekas menyakitkan dan membosankan pada beberapa individu masyarakat yang diakibatkan oleh perhelatan politik tidak sehat.
Perjalanan politik dan peraktek ketimpangan yang terjadi hari ini memunculkan pertanyaan besar, bahwa dimanakah fungsi partai politik? Sudahkah partai politik menjalankan fungsinya dengan tuntas? Atau jangan-jangan mereka hanya muncul saat pemilu saja, setelah itu mereka tenggelam lalu muncul lagi saat pemilu mendatang?
Salah satu dari sekian banyak persoalan di balik munculnya pertanyaan-pertanyaan itu adalah hadirnya peroblem yang turut meramaikan dinamika bangsa saat ini yakni peraktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Dugaan Korupsi oleh KPK menjadi peraktek (Korupsi) yang ramai dibicarakan, dan menjadi tayangan yang muak bagi masyarakat akhir-akhir ini.
Bukan memeperjuangkan kepentingan rakyat malah menelan uang rakyat. Yang lebih hancurnya lagi bahwa justru yang melakukan peraktek ini adalah orang-orang partai/diperjuangkan oleh Parpol untuk menduduki kursi jabatan pemerintahannya itu, bahkan tidak jarang yang melakukannya adalah justru statusnya Pimpinan Partai.
Walaupun tidak semua parpol, tapi ini persoalan besar yang merusak dinamika politik Indonesia hari ini dan harus segera di benahi. Jika politik & demokrasi Indonesia ingin tetap berjalan dengan baik, indah dilihat masyarakat. maka perbaikan organisasi kepartaian adalah mungkin salah satu jalannya.
Fungsi parpol dijalankan dengan tuntas, jalankan fungsi rekrutmen dengan baik, pendidikan politik yang baik. Sehingga dinamika politik menjadi pesta demokrasi yang dirindukan masyarakat dan akan lahir pemimpin yang bersih dari peraktek perenggutan hak rakyat.
#Salam damai menuju pemilukada.
#Pemilu #Pilihlah pemimpin yang akan memperjuangkan rakyatnya #Batin bercerita #Luruskan jika salah
