Mamasa, Lidinews.com - Bantuan tak kunjung terealisasi mahasiswa Mamasa yang bertahan di kota Makassar bingung antara milih pulang atau tetap bertahan dalam keterbatasan.
Organisasi Daerah Kesatuan Mahasiswa Kabupaten Mamasa (KMKM) menyoroti Pemda Mamasa yang sampai saat ini belum memberikan titik terang mengenai bantuan untuk mahasiswa Mamasa yang masih bertahan di Kota Makassar.
Ketua Pengurus Besar (PB) KMKM Richie Richardho, kepada Lidinews.com via WhatsApp Jumat (22/5) mengatakan bahwa, Mahasiswa Mamasa yang bertahan di Makassar sampai hari ini kurang lebih 300 orang sangat mengharapkan bantuan dari Pemda Mamasa.
Lanjut Richie, Mahasiswa Mamasa memilih tidak pulang karena banyak pertimbangan. Salah satunya takut pulang karena membawa masalah kepada keluarga di kampung dengan keadaan seperti ini. Beberapa mahasiswa yang berada di Mamasa berinisiatif bertemu dengan Pemda untuk menanyakan seperti apa solusi yang akan di lakukan oleh Pemda Mamasa.
"Seharusnya, Pemda memberikan perhatian kepada semua mahasiswa yang memilih untuk tidak pulang kampung karena mereka juga adalah bagian dari masyarakat yang harusnya mendapat perhatian dan perlindungan dari Pemda," tegas Richie
Pertemuan yang di lakukan oleh beberapa mahasiswa beberapa hari lalu di respon baik oleh Bupati Mamasa dan langsung menginstruksikan mereka untuk mendata mahasiswa mamasa yang berada di Makassar. Namun sampai saat ini belum ada titik terang.
"Apa langkah selanjutnya yang akan di lakukan oleh Pemda setelah mahasiswa di data? Sementara data sudah di masukkan pada hari Kamis lalu," ujarnya.
Olehnya itu, Kesatuan Mahasiswa Kabupaten Mamasa (KMKK) tegas kepada Pemda agar segera mungkin memberikan solusi kepada Mahasiswa Mamasa yang masih bertahan di Makassar yang hari ini masuk dalam wilayah zona merah yang memberlakukan PSBB.
"Kalau mereka tidak bisa diberikan solusi pulangkan saja mereka daripada mereka yang berada di sana dengan segala keterbatasan dan bertahan dalam ketidakpastian bantuan yang di berikan," tutup Richie Ketua PB KMKM.
Reporter : Gunawan
