terkini

Iklan Film

Lahir Dari Keluarga Marhaen, Paulus Mengabdi Untuk Kaum Marhaen

Lidinews
Rabu, 5/20/2020 06:53:00 PM WIB Last Updated 2023-02-11T03:44:45Z


Foto: Saat berbincang dengan salah satu penjual bakso di simpang USU yang belum menerima sembako.


LidiNews.com - Pada Tahun 2014 warga kepulauan Nias dihebohkan dengan terpilihnya Yasonna Laoly sebagai menteri Hukum dan HAM  Kabinet Kerja. Heboh? Karena kali pertama putra bangsa berdarah Nias duduk di jabatan bergengsi sekelas menteri. Kabar itu mematahkan stigma tentang ketidakmampuan anak-anak Nias bersaing di kancah nasional. Terlepas dari plus-minus sepakterjang Yasonna, pencapaian tersebut telah membangun kepercayaan diri anak-anak Nias untuk memaksimalkan peran memajukan bangsa dan negara di berbagai bidang.

 

Paulus Peringatan Gulõ adalah salah satu dari sekian pemuda Nias yang semangatnya terbakar mendengar kabar tersebut. Paulus yang dilahirkan dari keluarga kurang mampu dan dibesarkan sebagai anak kampung di desa zuzundrao Kabupaten Nias Barat, seharusnya membatasi langkahnya terjun ke dunia aktivis. Nyatanya tidak! Ia justru tergembleng menjadi salah satu pemimpin mahasiswa yang berpengaruh di Sumatera Utara saat ini.

 

Mula-mula Paulus masuk perguruan tinggi di Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara (UNITA) stambuk 2013 dan berkonsentrasi di bidang Hukum. Seperti mahasiswa pada umumnya, ia kuliah dengan normal. Usai jam kampus, ia membantu usaha kelontong abangnya karena ia tinggal bersama mereka. Demikianlah ia menjalani aktifitas itu kurang lebih setahun.

 

Seiring berjalannya waktu, pelan-pelan para mahasiswa UNITA mulai menaruh simpatik ke Paulus. Sehingga Beberapa senior mendorongnya, agar maju pada pemilihan Ketua Fakultas Hukum. Alhasil Pada tahun 2016, ia terpilih Ketua Senat dan terpilih lagi tahun berikutnya. Kemudian pada tahun 2018 mahasiswa mendaulatnya menjadi Presiden Mahasiswa Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara.

 

Sementara di organisasi eksternal kampus, Paulus memilih bergabung dengan organisasi kemahasiswaan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Awalnya ia hanya dipercaya sebagai Sekretaris Komisariat GMNI UNITA, tetapi kemudian naik sebagai Sekretaris DPC GMNI Tapanuli Utara pada periode berikutnya.


Dalam kurun waktu 2018-2019, ia rangkap jabatan sebagai Sekretaris DPC GMNI Tapanuli Utara dan Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD GMNI Sumatera Utara. Kemudian pada tahun 2019 Konferensi Daerah (KONFERDA) GMNI Sumatera Utara yang digelar di Tapanuli Utara, menghantarnya menjadi Ketua DPD GMNI Sumatera Utara hingga saat ini.


Kepada penulis, Paulus pernah menuturkan bahwa jalan yang ia pilih adalah jalan pengabdian. Mengabdi dengan memperjuangkan nasib kaum marhaen (tertindas). Dan untuk menjaga api perjuangannya tetap menyala, ia mengilhami kata-kata Bung Karno: "Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin".


Alkisah tentang Paulus, mengajarkan kita bahwa siapa saja bisa menjadi apa saja. Tidak peduli ia siapa? dan berasal darimana? Kisah ini juga mengingatkan kita tentang semangat juang Para Founding father kita, yang diawali oleh pergerakan Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Dimana sekarang, kita peringati sebagai hari kebangkitan Nasional. Pelajaran ini tidak hanya diperuntukkan buat anak-anak Nias saja, tetapi buat seluruh anak-anak bangsa yang memiliki keinginan kuat memajukan Indonesia.


Selamat memperingati hari kebangkitan Nasional Ke-112 (20 Mei 1908- 20 Mei 2020)

Bangkitlah! Dan Kepalkan tangan kirimu.

MERDEKA !!!

 

Penulis:

Yusuf Ari Praski Sihombing

(Ketua Komisariat GMNI UNITA)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Lahir Dari Keluarga Marhaen, Paulus Mengabdi Untuk Kaum Marhaen

Iklan

Pasang Iklan Di Sini Close x Kode Iklan Di Sini Broo