![]() |
Foto : Ilustrasi Pakai Masker |
Sulsel, Makassar, LidiNews.com - Ditengah godaan zaman dan arus peradaban modern berbagai macam tawaran dipaparkan demi kemajuan. Mungkin bisa termasuk jenis barang yang dikategorikan baru. Salah satu contoh barang baru itu yang cukup populer adalah masker.
Istilah Masker berasal dari bahasa inggris "Mask" yang berarti topeng. Dipakai untuk menutupi muka sebagai pengalas kulit atau bisa saja dijadikan alat pelindung wajah sekaligus penyamaran diri.
Berpengaruhnya zaman modern hingga era kemajuan terutama di zaman ini posisi Masker didaulat sebagai penambah barang lain. Posisi Masker berubah jadi jenis barang yang diproduksi dan berganti dengan ragam variasi diberbagai lini kehidupan termasuk jenis instansi.
Salah satu instansi itu adalah Kementerian Kesehatan yang menjadi langganan utama layanan Masker. Produksi Masker yang dilakukan tentu melalui pabrik pada umumnya lalu didistribusikan hingga ahkirnya dipakai menjadi barang siap pakai.
Ketika distribusi Masker dari Kementerian Kesehatan berjalan salah satu tempatnya yang menjadi langganan adalah rumah sakit. Rumah sakit tentu tak sendiri tetapi melalui pusat alokasi barang seperti apotek atau ragam penyedia alat kesehatan lainnya.
Lalu bagaimana masker bisa diketahui hingga akrab dimasyarakat sebagai jenis barang yang baru dan terkesan aneh?Mungkin cocok untuk pandemi ini dan diklaim sebagai antisipasi wabah ini tak menular. Protokol kesehatan mengeluarkan instruksi yang diterima dari pemerintah akibat tendensi informasi yang membuat rakyat kelabakan.Walau kontra serta insureksi disebarkan secara bersilewaran toh akibat ketatnya kajian akademis serta pengaruh scientifik dan anjuran pemerintah orang didesa(rakyat) menyanggupinya.
Masker menjadi jawaban dari keresahan selama pandemi sekaligus alat unjuk diri agar dibilang taat.Kenapa rakyat taat pada anjuran Masker ini, bisa saja diakibatkan beberapa faktor. Salah satunya mungkin informasi simpangsiur tentang Covid-19, yang membuat mereka mudah percaya.
Lalu masker menjadi dalil dari semuanya termasuk anjuran tentang jaga jarak (social distancing).
Mereka tak peduli apa itu virus, sebab yang diterima adalah kebenaran otoritas alias patuh pada wakil Tuhan yakni pemerintah. Alih-alih menggunakan masker permainan klasik dimainkan lagi, seperti: penimbubun barang, jual beli masker dan memainkan harga sampai beberapa kali lipat. Walau mengeluh tentang masker, akan tetap dibeli karena berkaitan dengan aturan.
Berat memang jadi rakyat, hanya mengiyakan apa yang diperintahkan tak peduli tentang bagaimana yang sebenarnya.
Penulis: Oleh : Dion Rasu
Editor: Gie