terkini

Iklan Film

Ki Hajar Dewantara Sang Pejuang Pendidikan

Lidinews
Minggu, 6/21/2020 08:44:00 PM WIB Last Updated 2023-02-11T03:43:56Z
Madura, LidiNews.com |Membaca sejarah munculnya pendidikan di Indonesia, tidak mungkin bisa dilepaskan dari tokoh yang satu ini. Namanya adalah Ki Hajar Dewantara. Beliau inilah yang sejatinya layak disebut pejuang pendidikan Di Indonesia. 

Bisa dikatakan beliaulah yang pertama kali mendirikan perguruan tinggi nasional di Indonesia yang menjadi basisnya untuk berjuang melawan Belanda dalam bentuk pendidikan. Maka dari itu wajar kalau namanya masih melegenda sampai saat ini.
 
Biografi Ki Hajar Dewantoro

Ki Hajar Dewantoro bukan nama lahir beliau melainkan nama julukan. Sedangkan nama asli Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau adalah pendiri Perguruan Taman Siswa yang cukup terkenal dan disegani di kala itu.
 
Dengan perguruan itulah beliau mulai memajukan pendidikan di Indonesia. Termasuk menyekolahkan sebagian besar anak pribumi yang pada saat sebelumnya tidak memiliki kesempatan yang sama seperti anak priyayi dan anak Belanda. 

Kelahiran dan Asal Mula Penyebutan Nama Ki Hajar Dewantoro
Ki Hajar Dewantara lahir pada tahun 1889 tepatnya pada tanggal 2 Mei. Yang mana seperti yang sudah dijelaskan di muka kalau nama beliau waktu lahir adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.
 
Ki Hajar Dewantoro sendiri adalah anak priyayi yang lahir di tengah-tengah keraton Yogya. Namun beliau tidak begitu suka dengan penyebutan gelar ningrat di depan namanya.
 
Genap berusia 40 tahun akhirnya nama pejuang pendidikan ini diganti menjadi Ki Hajar Dewantoro. Mulai saat itu juga penyebutan gelar di depan namanya juga mulai dihapuskan.
 
Alasan Perubahan Nama Ki Hajar Dewantoro

Ki Hajar Dewantoro bukanlah seorang tokoh perjuangan yang mabuk gelar. Apalagi gelar kebangsawanan yang di kala itu dianggap sebagai penyebab munculnya jurang pemisah antara masyarakat pribumi dengan kaum priyayi.
 
Beliau sadar kalau keduanya sama-sama anak bangsa yang harus bersatu. Maka dari itu demi kedekatan dengan kaum jelata namanya pun mulai berubah menjadi Ki Hajar Dewantara tanpa embel-embel kebangsawanan. 

Pendidikan dan Profesi Ki Hajar Dewantoro

Ki Hajar Dewantoro kecil menamatkan sekolah di ELS yang merupakan Sekolah Dasar buatan Belanda. Setelah itu, beliau mulai melanjutkan pendidikan reguler-nya di sekolah STOVIA sebuah sekolah kedokteran Bumi Putra.
 
Akan tetapi untuk pendidikan keduanya ini tidak beliau selesaikan sampai tuntas. Penyebabnya ialah karena kesehatannya sering terganggu sehingga membuat pendidikannya menjadi terbengkalai.
 
Sekalipun putus sekolah beliau masih bisa mengimplementasikan jiwa aktivis-nya dengan menjadi wartawan di beberapa surat kabar. Di antaranya adalah Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara.

Di sinilah sisi pejuang Ki Hajar Dewantoro mulai muncul ke permukaan. Bahkan ia tidak segan-segan melontarkan kritik tajam kepada pemerintah Hindia Belanda melalui tulisan-tulisannya.
 
Ki Hajar Dewantoro Dan Organisasi Sospol

Ki Hajar Dewantoro juga aktif di organisasi sosial dan politik. Bahkan pada tahun 1908 beliau menjadi bagian dari organisasi Boedi Oetomo dan diberi mandat di bagian propaganda atau seksi humas jika saat ini. 

Pada waktu itu beliau terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya perjuangan dan penggalangan persatuan dan kesatuan antara anak bangsa. Beliau juga masih tetap menggalakkan pendidikan anak pribumi sebagai bagian dari perjuangan mengentaskan mereka dari kebodohan. 

Pada tahun 1912 Ki Hajar Dewantoro mendirikan satu partai politik yang disebut Indisje Partij. Ia merilis partai politik bersama dua rekannya di Boedi Oetomo yaitu Douwes Dekker dan dr, Cipto Mangoen Koesoemo. Mereka inilah yang dikenal dengan sebutan tiga serangkai. 

Indiscje Partij adalah partai pertama yang berhaluan nasionalisme. Dari sinilah lahir pemikiran-pemikiran terkait dengan Indonesia merdeka sekaligus diperbincangkan cara untuk melahirkan kemerdekaan yang hakiki. 

Ki Hajar Dewantoro, Indisje Partij dan Belanda


Munculnya Indisje Partij besutan Si Tiga Serangkai terendus Belanda sebagai organisasi yang bisa meningkatkan patriotisme rakyat. Maka dari itu partai ini sangat sulit untuk mendapatkan badan hukum yang legal. 
Bahkan pada tanggal 11 maret 1913 Gubernur Jenderal Idenburg benar-benar menolak memberikan izin pendirian Indisje Partij. Hal yang membuat rasa benci sang tokoh ini kepada pemerintahan kolonial semakin menjadi-jadi. 

Ki Hajar Dewantoro di Tempat Pengasingan

Ki Hajar Dewantoro pernah diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda ke Belanda. Hal ini disebabkan oleh segala kritik tajamnya yang membuat Belanda marah dan waspada kepadanya. Mereka tidak berpikir kalau pembuangan tersebut adalah hal yang salah. 

Justru pembuangan yang dilakukan pada bulan Agustus 1913 tersebut membuat Ki Hajar Dewantoro lebih banyak belajar tentang pendidikan, sosial dan politik di negeri Belanda. Bahkan beliau sempat mendapatkan penghargaan Europeesche Akte yang cukup bergengsi di kala itu. 

Pada tahun 1918 Ki Hajar Dewantoro kembali ke Indonesia karena masa pengasingannya sudah habis. Namun itu menjadi masa awal perjuangan beliau di dalam pendidikan. 

Ki Hajar Dewantoro dan Pendidikan di Indonesia

Selepas dari masa pengasingan Ki Hajar Dewantoro kembali ke Indonesia dan mulai memajukan pendidikan di sana. Termasuk membangun perguruan Taman Siswa yang sudah dijabarkan di atas. 

Pemerintah Belanda sempat menghalangi pembuatan izin sekolah tersebut. Namun Ki Hajar Dewantoro dengan semangat berapi-apinya tetap melanjutkan pendidikan  Bumi Putra hingga akhirnya izin pun diberikannya. 
Ki Hajar Dewantoro meninggal dunia pada tanggal 28 April 1959. Yang mana beliau dimakamkan di tempat kelahirannya yaitu di Yogyakarta. 
Beliau tidak hanya diabadikan sebagai nama tokoh pahlawan pendidikan. Tetapi tanggal kelahirannya yaitu 2 Mei dirayakan sebagai hari pendidikan nasional. 

Itulah biografi singkat tentang si Pejuang Pendidikan Ki Hajar Dewantoro. Harapan semoga sepak terjang perjuangan beliau bisa diikuti oleh generasi-generasi berikutnya./AGS
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ki Hajar Dewantara Sang Pejuang Pendidikan

Iklan

Pasang Iklan Di Sini Close x Kode Iklan Di Sini Broo