terkini

Iklan Film

Lembaga Roemah Perkembangan NTB Gelar Webinar Pendidikan Inklusif Seri IV

Lidinews
Rabu, 7/08/2020 02:07:00 PM WIB Last Updated 2023-02-11T03:43:20Z

 

Mataram, Lidinews - Webinar yang diselenggarakan Lembaga Roemah Perkembangan NTB  telah memasuki seri yang keempat. Dalam webinar kali ini tema yang diangkat adalah  "Era baru Pendidikan Inklusif : Kesiapan Lembaga Pendidikan Menyambut Tahun Ajaran Baru".

 

Webinar tersebut disiarkan secara Live Streaming melalui YouTube dan Zoom Meetings pada hari Minggu 05 Juli 2020. Narasumber yang dihadirkan antara lain  Dr. FX.Wartoyo, M.Pd., MH., (Dosen STKIP PGRI Sidoarjo & Pemerhati Pendidikan Inklusif), Fauziah Fauzan El Muhammady, SE,.Akt,.M.Si (Pimpinan Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang Sumatra Barat) dan Dr. Najmah Katsir, M.Pd. (Kepala Madrasah Tsanawiyah berprestasi NU Pakis Malang).

 

Webinar tersebut dibuka langsung oleh direktur Lembaga Roemah Perkembangan NTB, bapak Ilham Prakoso. Dalam sambutannya direktur mengungkapkan bahwa “Pendidikan inklusif telah menuju era baru. Dengan diterbitkannya “PP 13 tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas” telah membawa angin segar bagi pendidikan inklusif. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan dan/atau memfasilitasi pendidikan untuk Penyandang Disabilitas di setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

 

Diakhir sambutannya direktur tidak lupa mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada sahabat inklusi di seluruh tanah air yang telah setia mengikuti rangkaian webinar dari seri 1 hingga seri 4.

 

Dr. FX Wartoyo sebagai pemateri pertama memaparkan makalahnya yang berujudul “Pendidikan Inklusif dalam Menghadapi Masa New Normal”. Asisten Profesor dari STKIP PGRI Sidoarjo ini mengawali pemaparan materinya dengan menyajikan dasar hukum penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia. Menurut beliau pendidikan inklusif ditinjau dari segi hukum, sosial dan budaya bangsa telah memiliki dasar yang kuat. Namun demikian implementasi pendidikan inklusif masih banyak mengalami kendala terlebih lagi pada jenjang perguruan tinggi.

 

Ketidaksiapan sarana dan prasarana serta kesesuaian kompetensi lulusan menjadi permasalahan utama. Mengingat jenjang pendidikan tinggi telah mengarah pada spesifikasi keahlian.

 

Idealnya pendidikan inklusi di perguruan tinggi harus disesuaikan dengan kompetensi dan talenta yang dimiliki peserta didik berkebutuhan khusus. Hingga saat ini perguruan tinggi yang mampu menyelenggarakan pendidikan inklusif masih didominasi oleh perguruan tinggi negeri.

 

Untuk perguruan tinggi swasta masih terbatas. Sinergi antara lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta dengan pemerintah menjadi kunci utama dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di perguruan tinggi. Terkait dengan pendidikan inklusif di masa new normal Dr. Wartoyo mengungkapkan bahwa tantangan pendidikan di era ini sangat berat.

 

Maka dari itu diakhir pemaparannya beliau menegaskan bahwa peran orang tua dan komunikasi antara keluarga, guru dan lembaga pendidikan sangat penting dalam mendukung layananan belajar bagi anak berkebutuhan khusus.

 

Fauziah Fauzan El Muhammady yang lebih akrab dipanggil dengan bunda Zizi lebih banyak menyampaikan manajemen yang diterapkan di Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang. Ketua Dewan Pendidikan Kota Padang Panjang ini mengungkapkan “Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh manajemen yang terapkan”. Kisah sukses bunda Zizi dalam mengelola lembaga pendidikan tidak diragukan lagi.

 

Lembaga pendidikan yang dikelola bunda Zizi banyak menjadi rujukan bagi lembaga pendidikan di Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Penghargaan yang diterima bunda Zizi baik dari dalam maupun luar negeri kerap didapat.

 

Satu hal yang patut diapresiasi adalah diera pandemi ini kegiatan adalah pendidikan tetap berjalan seperti biasanya. Namun dengan prosedur kemanan Covid-19 diterapkan dengan sangat ketat. Pandemi tidak menghalangi lembaga pendidikan ini dalam mencerdaskan Kartini-Kartini muda. “Mental dan semangat juang para santri ditempa dengan kondisi semacam ini” ungkapnya.

 

Pemateri terakhir dalam webinar ini tidak kalah hebatnya dengan bunda Zizi. Beliau adalah pemenang lomba Leadership Madrasah tahun 2012 Kemenag RI. Tidak jauh berbeda dengan pemateri sebelumnya Dr.Najmah menjelaskan kisah sukses dalam meraih segudang prestasi yang didapatkan para siswanya. Tema yang diangkat adalah “MH3B:

Manajemen Holistik, Berkarakter, Bersistem, & Berprestasi”. Alumnus Program Doktor Universitas Negeri Malang ini mengungkapkan bahwa sinergi antara manajemen, pendidikan karakter dan sistem yang baik akan bermuara pada prestasi. Maka dari itu tidak mengherankan jika prestasi yang diraih dari tingkat lokal hingga nasioanal tak terhitung lagi. Kepala Madrasah berprestasi ini mempunyai mimpi memiliki 1000 siswa dengan seribu prestasi.

 

Komitmen lembaga pendidikan ini dalam pendidikan inklusi adalah “Kita tidak dapat merubah orangnya, kita hanya bisa menempatkan orang sesuai dengan potensi kekuatannya dan mensiasati kelemahannya. Maka dari itu anak berkebutuhan khusus di lembaga pendidikan telah diberi layanan belajar khusus yang berorientasi pada bakat dan talenta yang dimiliki. “Madrasah telah menyiapkan guru pendamping khusus untuk melayani proses belajar bagi anak berkebutuhan khusus, layanan belajar harus maksimal” Jawab Dr. Najmah kepada salah seorang peserta webinar yang mengajukan pertanyaan terkait dengan kesiapan pendidikan inklusif.

 

Secara umum pelaksanaan webinar berjalan dengan lancar. Menurut penuturan ketua panitia Bapak Umar M.Pd., jumlah pendaftar pada webinar kali ini mencapai 526 peserta. Terjadi peningkatan yang cukup drastis dari webinar seri sebelumnya. Antusiasme peserta webinar sangat tinggi.

 

Namun demikian karena terbatasnya kuota Zoom Meetings yang dimiliki tidak semua peserta dapat dimasukkan dalam ruang Zoom Meetings. Lebih lanjut ketua panitia sekaligus pemerhati pendidikan inklusif dari universitas Mataram ini mengungkapkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan inklusif telah meningkat.

 

“Mudah-mudahan ke depan sudah tidak disebut pendidikan inklusif lagi melainkan pendidikan tanpa sekat yaitu pendidikan untuk semua” ungkap ketua panitia.


Reporter: Yp

Editor: Mayldo

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Lembaga Roemah Perkembangan NTB Gelar Webinar Pendidikan Inklusif Seri IV

Iklan

Pasang Iklan Di Sini Close x Kode Iklan Di Sini Broo