terkini

Iklan Podcast

Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa

Bung Arjun
Sabtu, 2/10/2024 06:33:00 PM WIB Last Updated 2024-02-10T12:00:15Z

Gambar : Flyer Kegiatan Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa. Lidinews.id

Jakarta, Lidinews.id - Sabtu, 10 Februri 2024. Lanjutan dari Seminar Aksara Karo lalu, kali ini aan berlangsung via Online melalui aplikasi Zoom Meeting. Diskusi ini berlangsung dan dihadiri berkisar 50 peserta yang peduli terhadap budaya, khususnya Aksara Karo.

 

Narasumber pada pertemuan online ini, yaitu Prof. Uli Kozok, yang live zoom dari Honolulu, Hawai, Amerika Serikat.


Prof. Uli Kozok merupakan seorang filolog dan paleograf kelahiran Jerman. Sejak tahun 2001, Dr. Uli Kozok, menjadi profesor di University of  Hawai at Manoa. Uli Kozok dikenal atas keahliannya di bidang paleografi Nusantara. Ia telah menerbitkan beberapa karya penting, termasuk ‘A 14th Century Malay Code of Laws: The Nitisarasamuccaya’, serta belasan publikasi lainnya tentang sejarah, filologi dan sastra Karo, Simalungun, Toba, dan Angkola-Mandailing.” Salah satu penelitian beliau : tentang naskah Karo (Studi S3, magna cum laude).

Gambar : Prof. Uli Kozok, Paleograf kelahiran Jerman. Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa. Lidinews.id


Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa ini di moderator oleh Ahmad Arief Tarigan, live zoom dari Kota Medan.

 

Ahmad Arief Tarigan, S.Sn, M.Si merupakan Staf Pengajar di Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Mendalami disiplin ilmu Etnomusikologi dan Kajian Budaya (Cultural Studies) dengan spesialisasi Estetika music dan Syair. Menginisiasi komunitas Peduli Bahasa Ibu (KPBI) pada tahun 2013, yang konsen di bidang penulisan sastra berbahasa daerah, khususnya Karo. Aktif menulis artikel di media massa serta memproduksi film etnografi sebagai upaya rekonstruksi dan revitalisasi budaya, beberapa diantaranya “Tawar Bangger: Peradaban Rempah Karo (2021)” dan “Gordang Tano Mandailing : Bunyi Dari Bumi (2023)”. 

Gambar : Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa. Lidinews.id

Sebagai moderator, keterlibatan Ahmad Arief Tarigan juga menyatakan, bahwa “Kegiatan ini strategis, dalam kaitannya dengan advokasi aksara Karo. Seperti kita tau advokasi aksara Karo itu terdiri dari 3 bentuk, yang pertama itu riset atau penelitian. Menggali pengetahuan, mendata koleki aksara karo. Kedua itu diseminasi, bagaimana kemudian pengetahuan mengenai aksaraKaro ini disebarluaskan. Bisa berbentuk sosialisasi maupun berbentuk pelatihan atau workshop  terhadap duta - duta aksaraKaro.

Kemudian yang ketiga adalah aktivasi dan pengembangan yang terdiri dari tindakan – tindakan, bagaimana kita melibatkan para pelaku industri kreatif, termasuk dunia pariwisata untuk mengaktivasi akara Karo di ruang publik. Termasuk bagaimana plank di institusi pemerintah maupun swastwa, bisa menggunakan aksara Karo.

Kegiatan yang ke-2 ini, kita langsung mengadirkan salah seorang ahli yaitu,Prof. Uli Kozok. Saya pikir, ini bisa mencakup dua aspek dari advokasi aksara Karo, yaitu riset, pengetahuan, dan diseminasi.

Ini penting, sebab aksara Karo itu mesti diletakkan dalam kerangka ilmu pengetahuan, bagaimana kita bisa engeksplorasi aksara Karo dari sisi keilmuan. Jadi, aksara Karo bisa dilihat secara utuh dari perspektif keilmuan dan yang paling penting, kedepan tentu saja perlu ada tindakan aktivasi dan pengembangan.

Ini penting dalam kaitannya, bagaimana aksara Karo itu kembali mendapatkan tempat secara fungsional di dalam kehidupan masyarakat. Bukan saja menghadirkan makna, tapi juga mampu mendorong bentuk – bentuk kreatifitas baru, khususnya di dunia kreatif dan kepariwisataan.

Dan senang sekali teman - teman Perdasa_Eventkreatif, Benson Kaban dan teman - teman Pak Barata Brahmana, bisa memberi porsi yang lebih dalam upaya advokasi aksara Karo ini. Acara hari ini sukses dan kedepannya kita akan semakin memantapkan kegiatan ini dalam rangka memajukan aksara Karo.

Sebab kita tau bahwa, di dalam aksara, di dalam Bahasa, itu tersimpan banyak pengtahuan, seperti yang disampaikan Prof. Uli Kozok tadi, kita bisa lihat bagaimana aksara Karo ini melintas dari masa ke masa.

Mulai dari pallava, aksara sumatera kuno, sampai pada hari ini, tentu di dalamnya ada konteks sosial historis yang melingkupinya, sehingga kita bisa mengetahui atau paling tidak membayangkan bagaimana masyarakat karo pada masa itu dengan mengkaji atau mengeksplorasi aksara Karo,” kataAhmad Arief Tarigan menerangkan.

Gambar : Ahmad Arief Tarigan, Medorator acara Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa. Lidinews.id

Salah satu peserta yang mengikuti ‘Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa’ via zoom, Karmila Kaban, Dosen Universitas Quality, memberikan tanggapan dan harapan setelah berlangsungnya diskusi ini.

 

“Kegiatan ini memperluas wawasan kita tentang sejarah aksara di Indonesia, khususnya aksara Karo. Tidak semua suku di Indonesia yang generasinya masih bisa belajar aksara yang dimiliki oleh etnisnya. Mungkin saja hilang lebih cepat. Karo tentunya istimewa, sampai saat ini masih bisa belajar aksara Karo. Meskipun tidak banyak lagi yang tahu aksara Karo, harapannya dengan kegiatan seperti ini, semakin banyak orang Karo yang kembali tertarik belajar aksara Karo, sehingga  kekhawatiran kita akan hilangnya aksara Karo, tentu tidak terjadi. Harapan lainnya, semoga acara ini menghasilkan produk, misalnya buku saku yang berwarna dan menarik, sehingga anak - anak suka membaca dan belajar aksara,” ujarnya kepada tim Lidinews.

Gambar : Karmila Kaban, Dosen Universitas Quality. Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa. Lidinews.id


Selain itu, Beri Pana Sitepu, S.Sn salah seorang peserta yang peduli dengan aksara Karo juga menyatakan, bahwa “Dari acara aksara Karo hari ini ada dua point penting yang saya baru ketahui. Satu, ternyata masih banyak peninggalan kuno kalak Karo (orang Karo) yang belum digali dengan serius, bahkan yang sudah tuliskan oleh Prof. Uli Kozok saja masih jarang digunakan oleh orang Karo sendiri. Dua, jika saja kita memiliki museum yang sudah berstandar Internasional, maka dengan begitu mudahnya kita (orang Karo) mengambil atau meminta naskah atau artefak kuno yang dahulunya diambil/dirampas oleh Negara luar dan kini disimpan di Negara mereka,” ucapnya.

 

“Harapan saya, Pemerintah Daerah bisa membuat sebuah Perda, sehingga aksara Karo menjadi bagian dari kegiatan sehari – hari. Sebagai contoh nama - nama jalan, kemudian dibuat plank yang bertuliskan aksara Karo, sehingga aksara Karo bisa tetap eksis. Selain itu kegiatan seperti ini baiknya dipertajam lagi dengan mengundang narasumber lain, bisa dari antropolog, ahli linguistik, dan lain lain,” sambung Beri Pana Sitepu, S.Sn kepada Tim Lidinews.

Gambar : Beri Pana Sitepu. Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa. Lidinews.id


Acara ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat Karo, khususnya generasi muda dan memberdayakan SDA (Sumber Daya Alam) di alam Karo dalam perspektif kebudayaan Karo.

Sehingga acara ini mendapatkan kesan positif dari para peserta dan menjadikan peserta memiliki pengetahuan tentang Aksara Karo diberbagai aspek dalam perspektif kebudayaan Karo, serta bertambahnya pengetahuan tentang Budaya atau Aksara Karo pada generasi muda.


Gambar : Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa. Lidinews.id


Selanjutnya, diskusi yang menggali ilmu pengetahuan mengenai Budaya Karo atau Aksara Karo lanjutan akan digelar dalam waktu dekat. Akan diinformasikan di akun Media Sosial Instagram, @Persada_evenkreatif dan media partner @Literasi_dinamis.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Mendedah Paleografi Aksara Karo Dari Masa Ke Masa

Iklan