![]() |
Gambar : Keluarga Cristiano Tarigan Bersuara. Permintaan Maaf Mendalam dan Klarifikasi atas Tragedi di Sleman. Lidinews.id |
Daerah Istimewa Yogyakarta, Sleman, Lidinews.id - Dalam suasana duka yang masih menyelimuti, publik akhirnya mendengar secara langsung suara dari keluarga Cristiano Pengerapan Tarigan, tersangka dalam kecelakaan maut di Jalan Palagan Sleman, Yogyakarta, yang menewaskan Argo, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2024.
Melalui pernyataan resmi yang
disampaikan ayah Cristiano, Setia Budi Tarigan, keluarga menyampaikan
permintaan maaf yang mendalam serta memberikan kronologi kejadian dari sudut
pandang mereka.
Dalam pernyataan yang disampaikan
dengan suara tertahan dan penuh empati, Setia Budi menyatakan bahwa dirinya
baru merasa siap untuk memberikan keterangan karena menghormati masa berkabung
keluarga almarhum. Selain itu, kondisi psikologis putranya, Cristiano, yang
masih dalam keadaan trauma, menjadi alasan kuat untuk menunda penjelasan kepada
publik.
“Pertama-tama, saya menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena baru saat ini memberikan
penjelasan atas berita-berita yang berkembang,” ujar Setia Budi dalam
pernyataannya. “Kami tidak mengharapkan kejadian ini sama sekali.”
Duka yang Tak Terperikan
Duka mendalam terpancar jelas
dari narasi yang dibacakan Setia Budi. Dengan rendah hati, ia menyampaikan rasa
belasungkawa yang tulus kepada keluarga besar almarhum Argo, khususnya kepada
ibunda almarhum, Ibu Melina.
“Dari lubuk hati yang paling
dalam, izinkan kami menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada Ibu
Melina dan keluarga yang telah kehilangan Ananda Argo.”
Ia mengakui, tragedi ini adalah
pukulan berat, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi keluarganya
sendiri. Cristiano, yang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan tengah
ditahan di Polresta Sleman, masih dalam kondisi tertekan secara psikologis.
Kronologi
Dalam klarifikasinya, Setia Budi
memaparkan kronologi kejadian. Ia menerima telepon dari putranya sekitar pukul
01.15 WIB pada Sabtu, 24 Mei 2025, dini hari. Begitu mengetahui terjadi
kecelakaan, ia langsung berangkat dari luar kota menuju Yogyakarta.
Setibanya di kota pelajar itu, ia
langsung menuju Polresta Sleman untuk menemui anaknya. Setelahnya, ia bergegas
ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memberikan penghormatan terakhir kepada
jenazah almarhum Argo. Di sana, melalui perantara Bapak Kos Argo, ia diberi
kesempatan berbicara langsung dengan Ibu Melina untuk menyampaikan belasungkawa
dan memohon izin membantu pemulangan jenazah hingga ke rumah duka di Cilodong,
Depok.
“Saya juga mengirimkan perwakilan
keluarga untuk mengurus hal-hal yang dibutuhkan di rumah duka sampai pada
pemakaman di keesokan harinya,” ungkapnya.
Tidak Melarikan Diri dan Tidak di Bawah Pengaruh Zat Berbahaya
Dalam pernyataan tersebut,
keluarga Cristiano juga menepis sejumlah isu yang beredar di media sosial.
Salah satu yang paling krusial adalah tuduhan bahwa Cristiano kabur dari lokasi
kejadian. Setia Budi menyebut, saat kecelakaan terjadi, anaknya justru
berteriak meminta pertolongan warga dan tetap berada di lokasi hingga polisi
datang.
“Cristiano tetap ada di lokasi
kejadian dan tidak melarikan diri,” tegasnya.
Poin penting lain adalah hasil
tes urin Cristiano yang menunjukkan negatif dari segala bentuk zat berbahaya,
termasuk alkohol, obat-obatan, dan narkotika. Hal ini menjadi bukti bahwa
peristiwa tersebut bukan disebabkan kelalaian karena penyalahgunaan zat,
melainkan murni kecelakaan yang terjadi secara mendadak.
“Namun kondisi yang serba
mendadak itulah yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi,” tambahnya.
Komitmen Menjalani Proses Hukum
Setia Budi menegaskan bahwa
keluarga mereka taat hukum dan tidak berniat menghindar dari tanggung jawab.
Sejak awal proses, mereka mendampingi Cristiano secara pribadi tanpa
menggunakan jasa pengacara atau pengamanan khusus. Kehadiran mereka di Polresta
Sleman pun berlangsung terbuka, disertai kerabat dan sahabat yang turut
memberikan dukungan moral.
Ia juga menyampaikan permohonan
maaf kepada berbagai pihak, termasuk institusi tempat ia bekerja dan masyarakat
luas, yang mungkin merasa terganggu oleh pemberitaan seputar insiden ini.
“Semua ini merupakan murni
permasalahan keluarga kami,” ujarnya.
Menepis Hoaks dan Spekulasi
Seiring dengan viralnya kasus ini
di media sosial, muncul berbagai tudingan, termasuk spekulasi bahwa keluarga
Cristiano menyuap atau membayar keluarga almarhum Argo untuk menyelesaikan
kasus secara damai. Tuduhan itu dengan tegas dibantah oleh Setia Budi.
“Informasi itu tidak benar. Kami
belum pernah melakukan pembicaraan dengan keluarga almarhum Ananda Argo tentang
hal itu,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa komunikasi
mereka dengan keluarga korban baru sebatas perihal pemulangan jenazah dan
proses pemakaman.
Niat Tulus untuk Bersilaturahmi
Salah satu pernyataan paling
menyentuh dari Setia Budi adalah keinginan tulus keluarganya untuk bertemu
langsung dengan keluarga korban. Mereka telah mencoba menyampaikan niat
tersebut beberapa kali melalui perwakilan keluarga, namun sangat memahami jika
keluarga korban masih dalam suasana berkabung dan belum siap untuk bertemu.
“Kami sangat memahami keinginan
tersebut belum dapat diwujudkan mengingat kondisi keluarga yang masih dalam
suasana berkabung,” ucapnya.
Hal ini menunjukkan bahwa
keluarga Cristiano tidak menutup diri dan siap membuka ruang dialog secara
manusiawi, dengan tetap menghormati perasaan duka keluarga korban.
Dalam penutup pernyataannya,
Setia Budi mengajak publik untuk tidak menghakimi secara sepihak dan
menyerahkan semua proses kepada aparat penegak hukum. Ia mengaku siap mengikuti
proses hukum yang berlaku dan mendukung penegakan hukum yang transparan dan
berkeadilan.
“Kami mohon kepada masyarakat
luas bersabar mengikuti proses hukum yang sedang berjalan,” tutupnya.
Refleksi dan Harapan
Tragedi ini adalah pengingat
keras betapa rentannya hidup manusia, serta pentingnya rasa tanggung jawab
moral dalam menghadapi peristiwa yang menyangkut nyawa sesama. Dalam dunia yang
penuh dengan prasangka dan informasi yang cepat menyebar, suara dari pihak yang
dituduh sering kali tenggelam di tengah gelombang kemarahan dan kecurigaan.
Namun melalui pernyataan ini,
publik mendapat gambaran utuh tentang bagaimana keluarga Cristiano Tarigan merespons
tragedi ini. Mereka tidak menyangkal kesalahan, tidak mencoba berlindung di
balik kekuasaan, dan tidak juga menghindari rasa bersalah yang kini membebani
hati mereka.
Yang mereka lakukan hanyalah
sebuah bentuk pertanggungjawaban moral—meminta maaf, menjelaskan, dan berharap
agar tragedi ini bisa menjadi pelajaran bersama, tanpa harus memupuk dendam
yang berkepanjangan.
Jika ada pelajaran yang bisa kita
petik, mungkin itu adalah: dalam tragedi, masih ada ruang untuk empati.
Dalam kesalahan, masih ada ruang untuk maaf. Dan dalam luka, masih ada ruang
untuk saling memahami.
Catatan Redaksi:
Kami menghormati semua pihak yang
terdampak dan membuka ruang klarifikasi ini sebagai bagian dari hak jawab dan
prinsip jurnalisme yang adil. Semoga artikel ini menjadi jembatan dialog dan
menurunkan ketegangan yang berkembang di masyarakat.
Erditor : Arjuna H T Munthe