Pangkajene Kepulauan (10/10/2022). Pada hari senin telah dilakukan program kerja pengabdian masyarakat “Peningkatan nilai gizi dan nilai ekonomi berbasis Ikan Bandeng di masyarakat kab pangkep”, program kerja pengabdian tersebut merupakan kegiatan pelatihan bagaimana cara membuat produk olahan berbahan dasar ikan bandeng. Yang mana program ini dilakukan oleh tim pengabdian Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar ( Muhammad Wajdi,S.Pd,M.Pd ,Nurdiyanti, S.Pd,M.Pd).
Pengabdian Masyarakat kegiatan ini ditujukan untuk masyarakat umum. "Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat dapat membuat produk olahan lainnya dengan berbahan dasar bandeng, meskipun masyarakat sudah mempunyai produk olahan sendiri dari bandeng namun dengan ada nya kegiatan ini diharapkan adanya diversifikasi produk dengan segala manfaatnya didapatkan oleh masyarakat" tukas Muhammad Wajdi.
Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama enam genus tambahan yang dilaporkan pernah ada namun sudah punah). Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris disebut Milkfish.
Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadang kala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Ikan muda disebut nener (IPA : nənər ) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25–30 cm) bandeng dijual dalam keadaan segar atau sudah dibekukan. Bandeng diolah dengan cara digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar