terkini

Iklan Podcast

Dampak Gempa Bumi Terhadap Masyarakat

Lidinews
Sabtu, 11/26/2022 08:22:00 PM WIB Last Updated 2022-11-26T13:22:46Z
Penulis : Yayuk Erawati Siahaan

Gempa bumi terjadi pada hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2022, pukul 02.28:41 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat (wilayah Kabupaten Tapanuli Utara) pada koordinat 98,89 BT dan 2,13 LU, berjarak sekitar 15 km barat laut Kecamatan Tarutung (ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara), dengan magnitudo M6.0 pada kedalaman 10 km.

Lidinews.id - Kejadian gempa bumi ini diikuti oleh beberapa gempa susulan. Berdasarkan data BMKG tercatat telah terjadi gempa susulan yang dirasakan lebih dari 100 kali hingga pagi hari di sekitar lokasi pusat gempa yang masing-masing dengan magnitudo M5,1, M5,0, dan M3,9.
Selain itu, masyarakat Tarutung dan sekitarnya dibuat panik dan resah oleh padamnya listrik secara tiba-tiba pada dini hari sampai malam hari pukul 10. 00 WIB yang membuat aktivitas masyarakat sempat terganggu dan tidak berjalan dengan baik.

Gempa bumi tektonik dangkal dengan kedalaman 2 km terjadi lagi pada hari Kamis pukul pukul 15.30 WIB dan dirasakan oleh masyarakat sekitar Tarutung, Tapanuli Utara,Sumatera Utara. Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, mengatakan, dari hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi Magnitudo M4,5 itu episenternya terletak pada koordinat 2.09 LU dan 98.92 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 9 km Barat Laut Tapanuli Utara. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi disebabkan oleh aktivitas sesar Sumatera pada segmen Renun. Dampak gempa gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di Tarutung. Getaran begitu dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk yang berlalu dengan kencang.

Pusat gempa bumi berlokasi di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Morfologi daerah sekitar gempa bumi merupakan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal dan lembah. Wilayah ini secara umum tersusun oleh batuan berumur pra tersier berupa batuan metamorf dan meta sedimen, batuan berumur tersier berupa batuan rombakan gunung api dan batuan sedimen, serta endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda dan endapan aluvial sungai. Sebagian batuan berumur pra tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukkan bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan,sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi pembukitan bergelombang  hingga terjal yang tersusn oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas Sesar Sumatra pada Segmen Renun dengan mekanisme sesar mendatar menganan (dextral strike-slip) ke arah barat laut – tenggara dengan kedudukan N 143 E, dip 76 dan slip 166. “dikutip dari Analisis Geologi”
Laporan informasi dari media online (www.tapanulipost.com, news.okezone.com) kejadian gempa bumi ini mengakibatkan bencana seperti meluluh lantakkan 1.941 unit rumah penduduk.

Kerusakan terparah di rumah penduduk terjadi di Dusun Gultom, Desa Nahornop, kecamatan Pahae Jae. Rusaknya rumah penduduk rata-rata terjadi pada bagian dinding rumah yang terbuat dari beton maupun kayu. Selain menghancurkan rumah penduduk, 11 gedung sekolah juga ikut hancur dan sebagian nyaris dengan tanah. Kerusakan yang terparah juga terjadi di SMA NEGERI 1 Pahae Jae. Dua unit bangunan sekolah hancur dan rata dengan tanah. Gedung SD Negeri 173234 Sarulla dan SD Negeri 177037 Aek Bulu juga mengalami kerusakan yang lumayan parah. Dan bangunan sekolah dasar tersebut nyaris tak satupun yang dapat digunakan lagi untuk ruang belajar akibat robohnya dinding beton sekolah dan plafon dari atap bangunan. 
Menurut hasil analisis BMKG, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11 derajat lintang utara dan 98,83 derajat bejur timur atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara pada kedalaman 10 kilometer.

Kemudian, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya getaran yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar besar Sumatera segmen renun. Akibat dari rasa panik akan susulan gempa, beberapa masyarakat menerima kabar berita bohong yang mengatakan akan ada susulan gempa yang magnitudo nya lebih tinggi dari gempa awal. Maka dari itu BMKG menyampikan agar masyarakat tidak percaya berita bohong mengenai prediksi akan terjadi gempa susulan dengan magnitudo yang lebih besar dan memicu tsunami. Selain itu, pelayanan di RSUD Tarutung sempat terganggu akibat gempa bumi. Pasien di rumah sakit itu sempat dipindahkan dari bangsal perawatan ke halaman depan rumuh sakit.

Menurut BMKG, gempa bumi yang terjadi pada 1 Oktober tidak berpotensi tsunami. Meskipun begitu, terjadi beberapa kerusakan gedung milik HKBP misalnya Museum dan Arsip Dr. Luther Screiner, gedung Raja Pontas Lumbantobing, rumah dinas Ephorus HKBP dan beberapa gereja lainya. Gempa bumi ini juga mengakibatkan kerusakan pada RSUD Tarutung dan beberapa bangunan sekolah dan gedung perkuliahan sehingga diliburkannya proses belajar mengajar dan dilakukan perkuliahan online selama sebulan pada Mahasiswa/i.

Data sementara yang saya dapat dari www.taputnews.com terdapat 1 korban meninggal, 10 korban luka, 1 orang mengalami syok akibat peristiwa ini. Korban meninggal ialah leo sihombing (62) warga jalan kornel simanjuntak, Tarutung. Ia meninggal dunia diduga karena sakit jantung saat gempa bumi. Sementara, korban candra AP (24) warga Desa sidagal siatas Barita, alami luka robek, ILT (12)  seorang pelajar alami luka ringan. Elisabet Br Lumbantoruan (18) seorang mahasiswa alami patah kaki,dan Febrian Manalu (21) warga jalan HKI, Tarutung, mengalami luka robek. Kemudian, korban Romauli Nababan (24) warga Tapian Nauli Simorangkir mengalami syok, Panti Hutabarat (52) luka berat di kepala, JM (6) warga Tarutung alami luka robek, dan SS (14) warga Situmeang Habinsaran alami luka robek. 
Gempa bumi ini masih menyisakan luka dan trauma yang mendalam untuk masyarakat Tapanuli Utara dan sekitarnya, apalagi ditambah masih adanya gempa 3,2 Magnitudo yang kembali mengguncang Tapanuli Utara dan sekitarnya, terjadi pada 11 November 2022 pada pukul 14.48 WIB sore kemarin. Untuk itu dihimbau kepada seluruh masyarakat Tapanuli Utara untuk terus berhati-hati dan tetap waspada jika sewaktu-waktu gempa datang kembali.

Waspada gempa susulan yang dapat terjadi, dengan lebih memperhatikan daerah tempat kita tinggal  yang memungkinkan apabila terjadi gempa susulan maka dari itu yang perlu diperhatikan :
  1. Buatlah bangunan rumah dengan pondasi yang kuat dengan konsultai dengan ahlinya.
  2. Letakkan perabotan rumah dengan baik agar tidak memicu bahaya ketika menyelamatkan diri dari rumah.
  3. Siapkan juga kota p3k, senter, serta kebutuhan baterai cadanngan.
  4. Ketika tidak memungkinkan untuk keluar rumah maka bersembunyilah di sudut rumah sampai situasi aman lalu keluar dari rumah cari tempat perlindungan yang aman.
  5. Ketika tanda-tanda gempa mulai terasa usahakan jangan panik. Bergeraklah dengan merangkak, kemudian lindungilah bagian kepala dengan menggunakan bantal atau benda lain yang memungkinkan dapat melindungi kepala dengan baik.


Editor : Arjuna H T M
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Dampak Gempa Bumi Terhadap Masyarakat

Iklan