terkini

Iklan Film

Intuisi Sains, Agama Dan Tuhan

Lidinews
Selasa, 6/16/2020 10:20:00 PM WIB Last Updated 2023-02-11T03:44:02Z


Oleh : Budi kusuma
Chapter  1:  perspektif matrealisme


Sejarah panjang transformasi arah  berpikir orang orang barat yang tercerahkan pada abad pertengahan atau lebih di kenal sebagai masa renaisance adalah periode yang di anggab sebagai jembatan menuju gerakan  kejayaan sains dan seni modern . 

Secara historis memang tidak dapat di ingkari pula bahwa kelahiran sains pada zaman renaisance menumbuhkan ketegangan antara sains dan agama 

pada titik yang cukup ekstrim sebagaimana sejarah yang menjelaskan tentang kisah  hidup galileo yang tak lepas dari ekstrimisme penolakan gereja terhadap  kebebasan ilmu pengetahuan. 

Cerita galileo adalah cerita tentang kekeliruan para pemuka gereja yang merawat kepercayaan umat manusia terhadap sabda-sabda tuhan dan menolak kehadiran cara berpikir umat yang radikal.

 Andai saja orang-orang eropa itu tetap tawakal kepada gereja dan menganggab galileo dan cara berpikirnya adalah  sesat. 

Boleh jadi ilmu pengetahuan akan berkembang sangat lamban di eropa dan barangkali dunia. sebab  jika masyarakat saat itu mengindahkan perintah gereja untuk kemudian tidak membaca daftar buku-buku terlarang yang telah di tetapkan maka pemahaman tentang alam semesta dan hukum-hukumnya tidak bisa bergerak kemana-mana.

Di eropa Ketidak harmonisan hubungan antara agama dan sains sempat mengalami masa-masa suram. 

Ketika agama memaksakan kebenaranya. Para sainstis yang menemukan pengetahuan baru yang berbeda dengan tafsir pemuka agama mengalami penindasan. 

Pada akhirnya mendorong lahirnya gerakan dalam memisahkan agama pada kehidupan publik.

Gerakan sekularisme  merupakan alat yang digunakan oleh kaum matrealisme untuk mempertahankan eksistensinya. Bagaikan batu pijakan dalam meruntuhkan doktrin keagamaan. 

Perubahan zaman menuntut semuanya untuk berubah. Begitu pula ketika sains menuju kepada titik puncak kejayaannya hingga ia dihargai oleh kaum matreali. Sehingga apapun yang disampaikan oleh  sains hari ini adalah bagian dari pada sabda yang kebenaranya tidak dapat diragukan dikarenakan memuat kebenaran. 

Sehingga sains dan kemajuannya itu tidak melihat lagi agama sebagai kebenaran melainkan hanyalah sebuah dongeng  yang  titik kebenarannya tidak lagi bisa di percayai. 

Karna dogma agama akan konsep ketuhanan yang tidak begitu relevan bagi cara pandang sains dalam menafsirkan keberadaan tuhan sehingga kehadiran tuhan pantas untuk diragukan. 

bagaimanapun mengkristal pada kepercayaan penciptaan alam semesta yang terjadi menurut hukum- hukum fisika tanpa ada campur tangan sang pencipta.


Saintis matrealisme   percaya bahwa penciptaan alam semesta merupakan peristiwa  yang berlangsung secara kebetulan dari kondisi yang alamiah berdasarkan proses yang cukup kompleks dalam kurun waktu yang begitu lama.

 Begitulah kira kira bagi mereka yang mempercayai hukum matrealis yang di imani oleh kaum darwinisme dan hawkingnisme dalam menafsirkan pemahaman tentang proses kejadian alam semesta.

stepehen hawking  yang menempatkan kepercayaan akan keberadaan tuhan merupakan bagian dari pada kewajaran sebelum umat manusia memahami ilmu pengetahuan.

Dalam artian “wajar saja untuk percaya bahwa tuhan menciptakan alam semesta di karenakan ilmu sains dan alat-alat pembuktiannya belum berkembang seperti zaman modern hari ini “ hawking dengan intuisinya Meletakan kepercayaan kepada penafsiran-penafsiran sains sebagai kebenaran yang mutlak dan meyakinkan “ ketika ilmu fisika telah mampu menyingkap tabir materi dan keteraturannya maka tuhan tidak memiliki tempat lagi”. 

Saat ini kekuatan manusia dengan alat sains semakin menjadi. Sebagai mana Tioangkok, jepang, korea utara, rusia,amerika. Adalah negara-negara dengan kemajuan sains yang boleh dikatakan berbeda dengan negara negara lainnya. 

Bagaimanapun seiring perkembangan sains dan ilmu pengetahuan telah mampu membunuh keberadaan tuhan dan melumpuhkan kepercayaan terhadap agama di negara-negara besar tersebut 

Rekayasa biologis menantang dan meruntuhkan dogma penciptaan yang di kabarkan oleh berbagai kitab-kitab. Rekayasa sains menentang manusia menjadi tua atau bahkan menolak kematian. 

Kaum Agnotisme menganggab bahwa  kematian adalah suatu peristiwa ketika sistem yang berada pada tubuh manusia mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsinya. 

Berbeda ketika kaum agamais dalam menerjemahkan kematian sebagai kehendak sang pencipta. 

Pada akhirnya Proporsi anggota masyarakat di beberapa negara maju yang memeluk keyakinan agama semakin berkurang. 

Barangkali mereka lebih mempercayai temuan-temuan sains dan teknologi sebagai pemberian pedoman kehidupan sehari-hari dan agama semakin tersingkir peranya dalam memandu dan mengarahkan masyarakat sesuai nilai-nilai yang dimilikinya.

Sains dan kemajuannya tidak lagi meletakkan agama sebagai kebenaran . sehingga hal-hal yang telah dikabarkan oleh kitab-kitab akan sebuah kejadian yang telah di ungkap melalui kaca mata ilmu pengetahuan tak lebih dari pada fenomena-fenomena yang terjadi secara kebetulan. 

namun berbeda halnya ketika ilmu pengetahuan dalam hal ini sains tidak mampu mengungkap apa yang di kabarkan  kitab suci maka dengan segera sains akan menjastis hal tersebut sebagai ketidak adaan.

 Saat ini tampak sekali bagaimana dogma sains matrealisme mendoktrin logika manusia sehingga banyak dari kalangan umat beragama tidak lagi percaya akan kehadiran agama. 

Sains telah diagungkan sedemikian rupa seolah-olah seperti agama itu sendiri. Sabda sains telah hadir sebagai kebenaran mutlak bagi manusia. 

Bagaimanapun  berakhir  pada asas yang menyatakan bahwa narasi keagamaan di bangun di atas pondasi kerangka mitos. 

Narasi yang tak memiliki rujukan pada objek material yang rill. Begitu pula pada konsep tentang tuhan hanyalah mitos ketika kehadirannya tidak bisa di buktikan oleh sains dan alat-alatnya.


Kemudian selepas itu patut untuk kita renungi bersama dan ini menjadi penting menurut penulis walaupun dengan segera akan ada penolakan-penolakan dari intuisi ini namun bukanka penolakan itu harus di sertai argumen. 

Jika kita berkaca pada situasi keadaan negara-negara maju dan kepercayaan terhadap tuhan yang mulai terkikis.

Apakah bukan menjadi hal yang mustahil jika sains akan berhasil memurtadkan negara negara yang ada pada belahan bumi ini seiring perubahan zaman serta peradapan yang berkembang pada negara tersebut. 

Yang saya maksud adalah ketika semua negara menjadi negara maju di bidang sains. 

Budi kusuma

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Intuisi Sains, Agama Dan Tuhan

Iklan

Pasang Iklan Di Sini Close x Kode Iklan Di Sini Broo