terkini

Iklan Film

Ketika Aku Memilih Menjadi Seorang Pertapa

Lidinews
Selasa, 6/23/2020 09:16:00 AM WIB Last Updated 2023-02-11T03:43:54Z


LidiNews.com |Hidup adalah sebuah rangkaian cerita yang saling berjalinan, dan bukanya sekumpulan konsep.   Begitupun dengan gagasan. Gagasan adalah penyemarataan yang selalu memiliki jarak dengan kebenaran. 

Yah, seperti yang dilakukan oleh seorang laki-laki  yang bernama Petter Betts. Yang telah memilih meninggalkan segala Kenikmatan hidup yang telah ia dapatkan secara bersusah payah. 

Dia lebih memilih mengabdikan dirinya sebagai seorang Petapa. Petter Betts mulai mengganti namanya menjadi Brahmavamso, setelah ia di Tahbiskan menjadi petapa.

 Brahmavamso atau dengan sebutan lain Ajhan Brahm. Mulai meniti kehidupan nya di hutan belantara Thailand.  Di dalam hutan telah di sediakan lahan subur agar ia bisa mengelolanya dengan baik. 

Dan pernah suatu hari tatkala ia hanya mendapat nasi berlauk kodok rebus, atau ikan kari yang sudah membusuk. Tetapi begini lah santapan Ajhan Brahm setiap harinya demi melangsungkan kehidupannya.

Dan dalam tradisi hutan kuno Thailand Timur Laut. Para petapa akan bermeditasi ke Tempat tempat yang sangat berbahaya seperti di Ketinggian Pohon, di Bibir Jurang, atau bahkan di Tengah Hutan Belantara yang di penuhi dengan Binatang buas. 

Para petapa akan di anggap sukses jika mereka melewati itu semua. Begitupula sebaliknya jika mereka mati maka mereka di anggap gagal dalam pertapaannya. 

Setelah menjadi seorang Biksu. Therawada dalam tradisi petapa hutan Buddhisme Therawada dan selama beberapa abad ini. Therawada telah menjadi kendaraan spritual utama bagi masyarakat Thailand, Myanmar, Laos, sri lanka, dan juga Kamboja. Dan saat ini salah satu tradisi Buddhisme juga berkembang di bagian Barat juga Selatan. 

Tetapi terkadang ada beberapa orang yang sering bertanya tanya mengenai perbedaan antara Buddhisme, Therawadah, Mahayana, Wajrayana dan Zen. Jawabannya sebenarnya sangatlah sederhana dimana mereka bagaikan kue tetapi memiliki rasa serta warna yang berbeda. Tetapi jika kita ingin mencermati lebih dalam setiap tradisi. Maka kita akan menemukan rasa yang sama. Yaitu, rasa kebebasan dan pada mulanya hanya ada satu ajaran Buddha. 





Penulis   : Nuvi Astuti
 Sumber : Si Cacing Dan Kotoran Kesayangannya:Ajhan Brahm
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ketika Aku Memilih Menjadi Seorang Pertapa

Iklan

Pasang Iklan Di Sini Close x Kode Iklan Di Sini Broo