KENDARI, LidiNews.com |Tindakan represif kembali menjadi tontonan masyarakat awam bagai bioskop layar lebar dari oknum kepolisian mempertontonkan sisi lain darinya. Tindakan oknum kepolisian yang terjadi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur pada kamis, 25 juni 2020 dalam aksi menyoal kasus tambang ilegal galian C yang terjadi di kabupaten tersebut. Kali ini korbannya adalah kader PC PMII Pamekasan yang mengalami luka pada kepala akibat mental premanisme oknum kepolisian daerah tersebut.
Hal ini sontak membuat banyak kader PMII se-Indonesia ikut berkomentar untuk melakukan aksi solidaritas akan insiden yang di alami oleh salah satu kader PMII tak terkecuali PC PMII Kendari. Melalui Ketua Umum PC PMII Kendari, Khiroto Alam Achmad mengatakan “ tindakan repesif didalam hukum negara kita tidak di benarkan apalagi ini di lakukan oleh oknum kepolisian yang kita kenal sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Ini sangat mencederai instansi kepolisian, belum tuntas penembakan yang memakan korban jiwa di tanggal 26 September kemarin sekarang kita malah di kagetkan kasus pemukulan, ini sungguh miris”
Kami dari PC PMII Kendari akan melakukan konsolidasi besar-besaran untuk menuntut oknum pelaku di pecat secara tidak hormat dan ditindak seadil-adilnya. Tidak hanya itu kami mencoba menolak lupa akan tragedi kemanusiaan yang sampai detik ini belum juga mampu di selesaikan di internal polda sultra. Jika hal ini dibiarkan maka jangan salahkan masyarakat untuk tidak lagi percaya dengan keberadaan pihak kepolisian.
Ketika ada kader yang di pukul maka darah kami sebagai kader merontah untuk melawan sebagaimana yang pernah diajarkan oleh pendahulu sebelumnya. Kita sudah lama terluka dan dijajah di bangsa sendiri. Keadilan seperti dongeng pengantar tidur jika kasus ini tidak diusut tuntas. Jika suara di bungkam, kritik dilarang, menegakan kebenaran di cegat, bertindak di tuduh subversif, kader di pukul sampai berdarah maka hanya ada satu kata *LAWAN*
Penulis: Alwin Wahyudin
